Salah, siapa yang salah? Siapa yang tak pernah salah? Siapa yang
tersalah? Siapa yang berhak menentukan siapa salah siapa benar? Bukankah kebenaran
itu subjektif, begitu pula kesalahan.
Jika seseorang berbuat salah, apakah ia harus dihukum? Apakah
ia harus dimaafkan? Siapa yang berhak menghukum? Siapa yang harus memaafkan? Haruskah
minta maaf?
Bagiku, meminta maaf ketika melakukan kesalahan, itulah
sifat kesatria. Jika malah lari jadi kenyataan, itu pengecut. Namun terkadang,
kata maaf tak mudah diucapkan, pun diperoleh. Perlu jiwa besar untuk menyadari
kesalahan, serta mengakuinya.
Dan bagaimana jika seseorang yang berbuat salah? Maafkan. Sebagai
manusia, tak berhak rasanya menghukum orang atas kesalahannya. kecuali yang
menyangkut hukum, biarkan ia menerima hukuman dan iringi dengan memaafkan. Pun tak
mudah memberikan maaf. Tak mudah mengikhlaskan. Tak mudah, sama seperti meminta
maaf.
Sejak kecil, tak pernah ku diajarkan untuk menyimpan dendam.
Ayah selalu menyuruh untuk memaafkan. Iya, aku belajar untuk memaafkan dan
meminta maaf. Belakangan aku menyadari satu hal, aku memang bisa memaafkan,
tapi melupakan dengan mudah kesalahan seseorang, itu bukan aku. Mengingat kesalahan,
bukan karena dendam. Mengingat kesalahan, untuk mengambil pelajaran darinya,
agar tak terulang dimasa depan. Waktulah yang pada akhirnya menjadi obat dari
segala luka akibat kesalahan. Waktu yang akan membuatku lupa. Tapi satu hal,
mengungkit kesalahan lama, bagiku itu sebuah kesalahan baru.
Duhai Maha Pemaaf, anugrahkanlah kelapangan hati bagiku,
untuk meminta maaf dan memaafkan setiap kesalahan. Anugerahkanlah hati selapang
lautan, yang takkan keruh hanya karena setitik tinta. Anugerahkanlah hati yang
tak pernah alfa meminta ampunanMu, serta tak sungkan meminta maaf pada sesama
manusia. Duhai Maha Pengasih dan Penyayang, ajari aku menyayangi sesama
makhlukMu tanpa mengharap balas, seperti kasihMu yang tak terhingga.
Ya Rabb, ajarkan aku keikhlasan se ikhlas surah al-ikhlas, yang tak ada kata ikhlas didalamnya. Rabbighfirli,,,
Sebuah coreta ketika keikhlasan yang dibangun bertahun-tahun, goyah karena sebuah pesan singkat yang berisi "dosa masa lalu"