Kesultanan Turki Utsmani


Oleh:
M. Fahroji
Ikrimah Laily
Khairun Nisa
A.    Perkembangan Turki Ustmani
Bangsa Turki Ustmani berasal dari keluarga Qabay, salah satu kabilah Al-Turky yang mendiami daerah Turkistan. Sulaiman adalah pemimpin yang membawa kabilahnya ke Asia kecil sesuai perang Milaz Kurd. Di tengah perjalanan Sulaiman meninggal dunia di daerah perbatasan Halb. Rombongan ini bingung dan kemudian pecah menjadi dua kelompok, satu pulang dan yang satu rombongan kembali melanjutkan perjalanan.
Kelompok yang melanjutkan perjalanan memilih anak Sulaiman sebagai pemimpin yaitu Arthogrol. Rombongan Arthogrol mengabdikan diri kepada Sultan Alauddin II dan saat itu sedang terjadi peperangan dengan Byzantium, maka Artghonol bersama rombongannya membantu pasukan tentara Alauddin. Akhirnya mereka memenangkan peperangan. Arthogrol dihadiahkan sebidang tanah di Asia Kecil yang berbatasan dengan Byzantium. Artghogrol berhasil memperluas wilayahnya ke wilayah Byzantium dan ini dibiarkan saja oleh Sultan Alauddin. Arthogrol terus membina wilayahnya dan daerah barunya, memilih kota Syukud sebagai ibu kotanya. Tahun 1258 Arthogrol dikaruniai seorang putra yang diberi nama Ustman. Ustman inilah yang kemudian mendirikan Daulat Ustmani yang besar.
Tahun 1281 Arthogrol meninggal dunia Ustman pun naik tahta. Sultan Alauddin menyukai Ustman sama seperti menyukai ayahnya Arthogrol. Ustman diberi beberapa hak istimewa yaitu wilayah kekuasaannya diperluas. Setiap daerah yang ditaklukkan digabung dalam pemerintahan wilayahnya. Kemudian dia diperbolehkan mencetak uang sendiri dengan memakai namanya disamping nama Sultan Saljuki. Ustman diberi gelar dalam khutbah jum’at yaitu dengan “bey”. Ustman yang diberi anugerah yang besar oleh Sultan Alauddin yang menjadikannya seorang yang berkuasa penuh. Ia kemudian menjadi gubernur yang sangat penting di dalam kesultanan Saljuki. Ustman berhasil menaklukkan kota Qurah Hishar, milik imperium Romawi Timur dan menjadikan kota ini sebagai ibu kota baru pemerintahan Ustmani.
            Pada tahun 1299 Daulat Saljuki lenyap ditaklukkan oleh pasukan tentara Mongol pada tahun ini juga Sultan Alauddin meninggal dunia. Ustman kemudian memproklamirkan kemerdekaan wilayahnya dengan nama “Kesultanan Ustmani”, yang diambil dari namanya sendiri ustman. Atas pernyataan ini para pembesar Saljuki, pejuang yang menentang kehadiran Mongol, para sufi, sebagian para ulama dan bangsa Turki sendiri, memohon kepada Ustmani agar melindungi mereka dari kekejaman bangsa Mongol. Seluruh bekas kesultanan Saljuki menjadi wilayah kekuasaan Ustmani dan seluruh muslimin menyatakan tunduk, patuh dan memohon perlindungan kepadanya.
            Setelah Ustman wafat pada tahun 1326, Urkhan naik tahta. Tahun pertama masa pemerintahannya ia berhasil menaklukkan kota Broessa dan tahun 1327 berhasil menduduki kota Azmir, kemudian Thawasyanly 1330. Untuk menaklukkan kota Ankara yang di bawah pimpinan Panglima Sulaiman, putra Urkhan. Tahun 1354 pasukan Ustmani di bawah pimpinan Sulaiman   menyerang Ankara dan berhasil menguasainya. Masa Urkhan terbentuk tentara Inkisyariyyah atau jennissaries (tentara baru).
            Sultan Urkhan wafat pada tahun 1359 dan digantikan oleh putranya yaitu Murad I, kebijakannya adalah :
a. Mengkonsolidasi keamanan dalam negeri
b. Memadamkan pemberontakan di Asia Kecil
c. Menaklukkan Balkan
d. Tahun 1362 menaklukkan kota Adrianopel, dan tahun 1366 kota ini dijadikan ibu kota pemerintahan Ustmani
e. Menguasai Macedonia, Shopia, Salonia dan seluruh wilayah utara Yunani
            Tahun 1389 Sultan Murad I wafat ditikam serdadu Serbia yang pura-pura mati saat perang di Qaushah, tentara Ustman dapat mengalahkan tentara sekutu Kristen. Setelah wafatnya Sultan Murat I maka dipilihlah Bayazid I bin Murad sebagai penggantinya. Bayazid menuntut kematian ayahnya dengan menangkap raja Serrbia dan membunuhnya bersama pembantunya. Tahun 1390, Ala Syahr jatuh ke tangan Turki. Maka berakhirlah kekuasaan Byzantium di seluruh Asia Kecil. Bayazid I diberi gelar “khalifah” oleh penguasa Mesir, sebagai penguasa bekas Imperium Romawi Timur.



            Kejayaan Turki Ustmani di medan perang dan dengan cepat dapat mendarat di Eropa, membuat cemas dan gelisah hampir seluruh daratan Eropa. Inilah yang menyebabkan bangsa-bangsa Eropa bangkit dan berusaha untuk membendung gerakan ekspansi Turki Ustmani ke Eropa.
            Pasukan Kristen segera dibentuk yang dipimpin oleh Sijismond Raja Hongaria, tentara Perancis dan tentara Jerman. Mereka ini berhasil merebut beberapa kota. Sultan Bayazid yang saat penyerangan itu berada di Asia. Setelah mendengar berita itu, segera pulang dan bangkit menghadapi dan mengusir tentara Kristen. Bayazid dan pasukannya memenangkan peperangan ini dengan gemilang yang terjadi pada tahun 1396.
            Sedang giat-giatnya ekspansi Turki Ustmani dilakukan, ekspansi Mongol yang dipimpin Timurlenk mengancam kedaulatan wilyah Turki Ustmani yang ingin mengembalikan imperium Jengiskhan dan Hulagu. Sultan Bayazid menyadari bahaya ini, kemudian ia mengadakan penjagaan ekstra ketat dan menaklukkan daerah-daerah yang berbatasan dengan Asia Kecil yang dikuasai oleh para Amir.
            Tahun 1400 perang awal terjadi di daerah Siwas dan pasukan Mongol unggul. Tahun 1402 perang antara Mongol dan Tentara Ustmani di jantung kota Abad, dalam perang ini tentara Turki Ustmani mengalami kegagalan mempertahankan kota ankara karena semangat tepur tentara Ustmani lemah disebabkan karena orang-orang Mongol telah masuk agama Islam dan menurut tentara Ustman bertempur dengan sesama agama tidak baik.

B.     Kegemilangan Turki Utsmani
Penaklukan Konstantinopel terjadi pada tahun 1453 M oleh tentara Utsmani masa pemerintahan Sultan Muhammad II atau Muhammad Al-Fatih. Penaklukan ke Konstantinopel terjadi karena Kaisar Byzantium,Konstantin IX telah mengancam Sultan Muhammmad II yaitu: “Bahwa bila mana Sultan Muhammad II tidak dapat melipatgandakan pajak tahunan yang biasa diberikan ayahnya, Murad II, kepada pemerintah Byzantium sebagai imbalan atas perlindungan Byzantium kepada pangeran Urkhan, cucu Sulaiman, maka Byzantium tidak segan-segan akan menghasut dan membantu Urkhan agar menuntut kursi kekhalifahan”. Dengan takluknya konstantinopel ke tangan Turki Utsmani ini maka lenyaplah Imperium Byzantium.
Muhammad II kemudian menjadikan Konstantinopel sebagai ibukota kesultanan Turki dan mengubah namanya menjadi Islambol (Istambul sekarang). ia memerintahkan untuk membangun sebuah istana sebagai lambang kekuasaan islam disana. Istana ini kemudian dikenal dengan Istana Topkapi. Muhammad II juga membangun Kapili carsi atau Grand Bazar sebagai pasar terbesar dimasanya yang mampu menampung lebih dari 4000 pedagang. Dalam bidang pendidikan, Sultan membangun delapan madrasah yang mengajarkan pendidikan dasar sampai tingkat tinggi yang disebut Semaniyye.
Setelah menaklukkan Konstantinopel, Turki Ustmani berhasil menaklukkan Semenanjung Maura, Serbia, Albania, dan Italian, namun belum tidak berhasil menduduki Italian karena ia wafat. Setelah Sultan Muhammad wafat, ia berwasiat agar Jammun sebagai sultan penggantinya. Jammun adalah putranya yang terkecil, pengangkatan Jammun ini mendapat tantangan dari Bayazid II putra sulung. Yazid berhasil menggeser Jammun dan menjadikannya sultan.
Bayazid diakhir pemerintahannya mengangkat Ahmad sebagai putra mahkota, tapi ditolak oleh putranya yang kedua Salim. Salim berhasil naik tahta dengan meracuni ayahnya hingga meninggal. Sultan Salim berambisi untuk melebarkan sayap kesultanannya di Asia, tapi mendapat rintangan dari Mesir dan Syiria, sebelum menguasai Persia.
Turki Utsmani menyerang Mamalik di Marj Dabiq pada tahun 1516 M, dan pasukan Utsmani berhasil memukul mundur pasukan tentara Mamalik Mesir. Sultan Mamalik mati terbunuh dalam pertempuran tersebut. dengan demikian maka Syiria dapat ditaklukkan. Peperangan dilanjutkan dengan sultan Mamalik yang baru, Thouman Bey. Perang ini dikenal dengan nama Ar Ridaniyyah yang terjadi dipintu gerbang kota Kairo tahun 1517. Dalam peperangan ini, pihak Utsmani mengalami kemenangan.
Masa Sultan Sulaiman Al-Qanuni atau Sultan Sulaiman Agung, Turki Utsmani mencapai masa keemasannya. Pada masa ini, wilayah imperium Turki Utsmani membentang meliputi wilayah yang sangat luas, baik di Eropa maupun di Asia dan Afrika. Masa Sulaiman Al-Qanuni, Belgrado dan Pulau Rhodes dapat diduduki, yakni dalam tahun 1522 M. Tahun 1526 M, Utsmani berhasil menduduki Buldafes (Hongaria).
Pada paruh kedua abad XVI gerakan ekspansi Utsmani berhenti karena terjadi perebutan kekuasaan diantara para putra Sultan Sulaiman Al-Qanuni. Kemudian sesudah itu, Turki Utsmani menjadi ajang penyerbuan pihak musuh dan pihak Turki henya bersifat defensif sampai akhirnya dibuat tak berdaya menghadapi musuh. Sehingga berbagai wilayah Imperium Turki Utsmani makin hari makin melepaskan ikatannya dengan Turki Utsmani. Turki kemudian mendapat julukan the sickman of Europ.


C.    Kebudayaan Turki Utsmani
Menurut Dr. Phillip K. Hitty dalam bukunya History of Arab bahwa kebudayaan Turki Utsmani merupakan perpaduan bermacam-macam kebudayaan. Hal ini dapat dilihat dari kebudayaan yang ada di Turki Utsmani yaitu bersumber dari kebudayaan Persia, kondisi alam Asia Tengah yang membentuk kepribadian dan karakteristik mereka, perpaduan dengan kebudayaan Byzantium, dan dari Bangsa Arab.
Sultan Utsmani berkuasa secara mutlak (absolut) dan diktator. Seorang sultan biasanya mempunyai beberapa gelar yang menunjukkan kekuatan atau kekuasaannya. Karena sultan berkuasa secaca absolut, maka pertumpahan darah seakan sudah biasa. Tak jarang terjadi perselisihan antara ayah dan anak atau sebaliknya karena urusan tahta.
Putera mahkota dan dalam sistem pemerintahan Turki Utsmani adalah putra sulung sulta. Keadaan ini terus berlangsung sampai masa Ahmad I. Sejak saat itu putra tertua bukan lagi putra sulung sultan melainkan keluarga yang tertua usianya atau yang paling dekat tali kekerabatannya dengan kakek pertama. Hanya saja dalam prakteknya yang menjadi sultan adalah yang terkuat diantara mereka.
Dalam roda pemerintahannya, sultan dibantu oleh: Al Shadr Al Adham (perdana menteri), Gubernur (Pasya) sebagai kepala daerah tingkat I, dan Bupati (Alsanazing atau Al Alawiyyah). Ketiga jabatan ini diperoleh dengan memberi hadiah yang besar kepada para pejabat yang berada diatasnya.
Luasnya wilayah Imperium Utsmani, tentu memerlukan tenaga administrasi yang banyak pula. Bangsa turki sendiri menjadi minoritas diwilayang yang begitu luas tersebut. karena itu diperlukan bangsa lain untuk memduduki berbagai jabatan dalam administrasi pemerintahan, mereka umumnya memilih orang Eropa.
Pola kebijakan pemerintahan Turki Utsmani di bidang agraria mengikuti pola kebijakan pemerintah Byzantium, dengan tetap memberlakukan Undang-Undang Agraria (Al Nidlam Al Iqtha) warisan Byzantium.
Pada awalnya, tentara Utsmani dari segi susunan organisasinya kurang rapi, maka dibentuklah tentara dengan memilih dan melatih tentaranya dengan ketat. Tapi setelah mereka ini bibentuk ternyata mereka lupa akan tugas mereka yang sebenarnya sebagai tentara. Kemudian oleh Urkhan dibentuklah tentara dari orang-orang non Turki.
Penguasa Turki cenderung mengambil orang-orang kristen yang telah berpengalaman dan telah terbiasa dengan organisasi semacam ini. kemudian atas pertimbangan agama, mereka kemudian mengambil anak orang Nasrani untuk dididik dan diarahkan agar masuk Islam. mereka dilatih dengan keras. Dari mereka inilah terbentuk asal pasukan Jenis-saries Inkisyariyyah (Tentara Baru).
Seni arsitektur yang paling dianggap artistik adalah mesjid Aya Shopia di konstantinopel. Mesjid yang awalnya gereja ini mejadi mesjid raya pasca penaklukan konstantinopel oleh Muhammmad Al-Fatih. Seni arsitektur Usmani memang erat kaitannya dengan keagamaan. Tidak ditemukan seni arsitektur seumapama seni pembuatan jalan atau bendungan.
Constantine


C. Kemunduran Kerajaan Usmani
Setelah Sultan Sulaiman Al-Qanini wafat (1566 M), kerajaan Turki Usmani mulai memasuki fase kemundurannya. Akan tetapi, sebagian sebuah kerajaan yang sangat besar dan kuat, kemunduran itu tidak langsung terlihat. Sultan Sulaiman Al-Qanuni diganti oleh Salim II (1566-1573 M). di mana pemerintahannya, terjadi pertempuran antara armada laut Kristen yang terdiri dari angkatan laut Spanyol, angkatan laut Bundukia, angkatan laut Sri Paus, dan sebagian kapal para pendeta Malta yang dipimpin Don Juan dari Spanyol. Pertempuran itu terjadi di Selat Liponto (Yunani). Dalam pertempuran ini, Turki Usmani mengalami kekalahan yang mengakibatkan Tunisia dapat direbut oleh musu. Baru pada masa sultan berikutnya, sultan Murad III, pada tahun 1575 M Tunisia dapat di rebut kembali.
Walaupun sultan Murad III (1574-1595 M) berkepribadian jelek dan suka memperturutkan hawa nafsunya, kerajaan Usmani pada masanya berhasil menyerbu Kaukasus dan menguasai Tiflis di Laut Hitam (1577 M), merampas kembali Tabzir, ibukota Safawi, menundukkan Georgia, mencampuri urusan dalam negeri Polandia dan mengalahkan gubernur Bosnia pada tahun 1593. Namun, kehidupan moral sultan yang  jelek menyebabkan timbulnya kekecawan dalam negri. Kekacawan ini makin menjadi  pengganti murid III, yang membunuh semua saudara laki – lakinya brjumlah 19 orang dan menenggelamkan  janda – janda ayahnya sejumlah 10 orang demi kepentingan pribadi. Dalam situasi yang kurang baik itu, Austria berhasil memukul krajaan usmani. Meskipun Sultan Ahmad I (1603-1617M), pengganti Muhammad III, sempat bangkit untuk memperbaiki situasi dalam negri, tetapi kejayaan kerajaan usmani di mata bangsa-bangsa Eropa sudah mulai memudar. Sesudah sultan ahmad I (1603-1617M), situasi semakin memburuk dengan naiknya Mustafa I (masa pemerintahannya yang pertama (1617-1618 M) dan kedua, (1622-1623 M). karena gejolak politik dalam negri tidak bisa di atasinya, diganti oleh Usman II (1618-1622 M). namun, yang tersebut terakhir ini juga tidak mampu memperbaiki keadaan. Dalam situasi demikian, bangsa persia bangkit  mengadakan perlawanan merebut wilayahnya kembali. Kerajaan Usmani sendiri tidak mampu berbuat banyak dan terpaksa melepaskan wilayah persia tersebut. Langkah-langkah perbaikan kerajaan mulai di usahakan oleh Sultan Murad IV (1623-1640 M).  Pertama-tama, ia mencoba menyusun dan menertibkan pemerintahan. Pasukan Jenissari  yang perah menummbangkan Usman II dapat  dikuasainya. Akan tetapi, masa pemerintahannya berakhir sebelum ia berhasil menjernihkan situasi negara secara keseluruhan.
Situasi politik yang sudah mulai membaiki itu kembali merosot pada masa pemerintahan Ibrahim (1640-1648 M), karena ia termasuk orang yang lemah. Pada masanya ini, orang-orang Venetia melakukan peperangan laut melawan dan berhasil mengusir orang-orang Turki Usmani dari Cyprus dan Creta tahun 1645 M. Kekelahan itu membawa Muhammad Koprulu (berasal dari kopru dekat Amasia di Asia Kecil) pada kedudukan sebagai wazir atau shadr al-a’zham (perdana mentri) yang diberi kekuasaan absolut. Ia berhasil mengembalikan peraturan dan mengkonsolidasikan stabilitas  keuangan negara. Setelah koprulu meninggal (1661 M),  jabatanya dipegang oleh anaknya, Ibrahim. Ibrahim menyangka bahwa kekuatan meliternya sudah pulih sama sekali.  Karena itu,  ia menyerbu Horangia dan mengancam vienna. Namun, perhitungan Ibrahim meleset, ia kalah dalam pertempuran itu secara berturut-turut . Pada mesa-masa selanjutnya, wilayah Turki Usmani yang luas itu  sedikit demi sedikit terlepas dari kekuasaannya , direbut oleh negara-negara Eropa yang baru mulai membangun. Pada tahun 1699 M, terjadi “perjanjian karlowith” yang memaksa sultan untuk menyerahkan seluruh Hongaria, sebagian besar Slovenia dan Croasia kepada Hapsburg dan Hemenietz, Padolia, Ukraina, Morea, dan sebagian Dalmatia kepada orang-orang Venetia. Pada tahun 1770 M, tentara Rusia mengalahkan armada Kerajaan Usmani di sepanjang Asia Kecil. Akan tetapi, tentara Rusia ini dapat dikalahkan kembali oleh Sultan Mustafa III tahun (1757-1774 M) yang segara dapat mengkosolidasi kekuatannya.
Sultan Mustafa III diganti oleh saudaranya, Sultan Abd Al-hamid (1774-1789 M), seorang yang lemah. Tidak lama setelah naik tahta di Kutchuk Kinarja, ia mengadakan perjanjaian yang dinamakan “perjanjian kinarja” dengan Carherine II dari Rusia. Isi perjanjian itu antara lain : Kerajaan Usmani harus menyerahkan benteng-benteng yang berada di Laut Hitam Keoada Rusia yang memberi izin kepada armada rusian untuk melintasi selat yang menghubungkan Laut Hitam dengan Laut Putih, dan Kerajaan Usmani mengakui kemerdakaan Kirman (crimea).
Demikian proses kemunduran yang terjadi di Kerajaan Usmani selama dua abad lebih setelah ditinggal Sultan Sulaiman Al-Qanuni. Tidak ada tanda-tanda membaik sampai paroh pertama abad ke-19. Oleh karena itu, satu per satu negeri-negeri di Eropa yang pertama di kuasai Kerajaan ini memerdekakan diri. Bukan hanya negeri-negeri di Eropa yang memang sedang mengalami kemajuan yang memberontak terhadap kekuasaan Kerajaan Usmani, tetapi juga beberapa daerah di Timur Tengah mencoba bangkit memberontak. Di Mesir, kelemahan-kelemahan Kerajaan Usmani membuat Mamalik bangkit kembali. Di bawah kepemimpinan Ali Bey, pada tahun 1770 M, Mamalik kembali berkuasa di Mesir, sampai datangnya Napoleon Bonaparte dari perancis tahun 1798 M. Di Libanon dan Syria, Fakhr Al-Din, seorang pemimpin Druze, berhasil menguasai Palestina dan Pada Tahun 1610 M, merampas Ba’albak dan mengancap Damaskus. Fakhr Al-Din baru menyerah tahun 1635 M. di Persia, Kerajaan Safawi ketika masih jaya beberapa kali mengadakan perlawanan terhadap kerajaan Usmani dan beberapa Kali ia keluar sebagai pemenang. Sementara itu, di Arabia bangkit kekuatan baru, Yaitu aliansi antara pemimpin agama Muhammad ibn Abd Al-Wahhab yang di kenal dengan gerakan Wahhabiyah dengan penguasa lokal Ibn Sa’ud. Mereka Berhasil Menguasai beberapa daerah di Kerajaan Usberkuasa di Mesir, sampai datangnya Napoleon Bonaparte dari perancis tahun 1798 M. Di Libanon dan Syria, Fakhr Al-Din, seorang pemimpin Druze, berhasil menguasai Palestina dan Pada Tahun 1610 M, merampas Ba’albak dan mengancap Damaskus. Fakhr Al-Din baru menyerah tahun 1635 M. di Persia, Kerajaan Safawi ketika masih jaya beberapa kali mengadakan perlawanan terhadap kerajaan Usmani dan beberapa Kali ia keluar sebagai pemenang. Sementara itu, di Arabia bangkit kekuatan baru, Yaitu aliansi antara pemimpin agama Muhammad ibn Abd Al-Wahhab yang di kenal dengan gerakan Wahhabiyah dengan penguasa lokal Ibn Sa’ud. Mereka Berhasil Menguasai beberapa daerah di jazirah Arab dan sekitarnya di awal Paroh kedua abad ke-18M. Dengan demikian, pemberontakan-pemberontakan yang terjadi di Kerajaan Usmani ketika ia sedang mengalami kemunduran, bukan saja terjadi di daerah-daerah yang tidak beragama Islam, tetapi juga di daerah-daerah yang berpenduduk Muslim. Gerakan-gerakan seperti itu terus berlanjut dan bahkan menjadi lebih keras pada masa-masa sesudahnya, yaitu pada abad ke-19 dan ke-20 M. di tambah dengan gerakan pembaharuan politik di pusat pemerintahan, Kerajaan Usmani berakhir dengan berdirinya kerajaan Republik Turki pada tahun 1924 M.
Banyak faktor yang menyebabkan kerajaan usmani mengalami kemunduran, di antaranya adalah :
1.      Wilayah kekuasaannya yang sangat luas
2.      Heterogenitas Penduduk
3.      Kelemahan para penguasa
4.      Budaya Pungli
5.      Pemberontakan tentara Jenissari
6.      Merosotnya Ekonomi
7.      Terjadinya Stagnasi dalam lapangan Ilmu dan Teknologi

DAFTAR PUSTAKA
Hitti, Philip K.. 2008. History of The Arabs. Terjemahan R. Cecep Lukman Yasin dan Dedi Slamet Riyadi. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta. 2008
Noor, Yusliani. 2010. Timur Tengah (Asia Barat Daya) Dalam Panggung Sejarah. Banjarmasin: tanpa penerbit
Siauw, Felix Y.. 2013. Muhammad Al-Fatih 1453. Jakarta: AlFatih Press
Usmani, Ahmad Rofi’. 2011. Dari Istana Topkapi Hingga Eksotisme Mesjid Al-Azhar. Bandung: Mizania
Wikipedia. Kesultanan Utsmaniyah. Diambil pada 24 April 2013 jam 21.45 WITA dari http://id.wikipedia.org
Yatim, Badri. 2011. Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II. Jakarta: Rajawali Pers

Implikasi Sistem Pendidikan Islam Di Nusantara Terhadap Perkembangan Semangat Kebangsaan Di Nusantara


Semangat kebangsaan adalah suatu semangat yang menunjukkan kecintaan seseorang terhadap bangsanya. Hal tersebut dapat ditunjukkan dengan berbagai hal, misalnya dengan pengakuan terhadap identitasnya sebagai warga Negara berupa lambing Negara, bahasa, bendera Negara, lagu kebangsaan, peraturan atau perundang-undangan Negara, semangat anti kolonialisme dan imperialism, rela berkorban demi kepentingan bangsa dan Negara.
Semangat kebangsaan dalam diri seseorang tidak akan timbul dengan sendirinya. Semangat kebangsaan timbul sebagai wujud penghormatan terhadap sejarah perjuangan bangsa Indonesia yang didalamnya terapat jiwa patriotisme, ketulusan berkorban untuk kepentingan bersama, kemerdekaan dan persatuan bangsa. Untuk dapat menghormahi sejarah, seseorang perlu tahu terlebih dahulu perjalanan sejarah bangsanya tersebut. Dalam hal ini, pendidikan memainkan peranan penting dalam menanamkan semangat kebangsaan pada seorang anak.
Pendidikan Islam menurut Zakiah Drajat merupakan pendidikan yang lebih banyak ditujukan kepada perbaikan sikap mental yang akan terwujud dalam amal perbuatan, baik bagi keperluan diri sendiri maupun orang lain yang bersifat teoritis dan praktis. (Zakiah Drajat,1996: 25). Dengan demikian, pendidikan Islam berarti proses bimbingan dari pendidik terhadap perkembangan jasmani, rohani, dan akal peserta didik ke arah terbentuknya pribadi muslim yang baik (Insan Kamil).
Di Nusantara, pendidikan Islam ada sejak Islam masuk ke Nusantara. Pada awal berkembangnya agama Islam di Indonesia, pendidikan Islam dilaksanakan secara informal. Karena dengan cepatnya Islam tersebar diseluruh Indonesia, maka banyaklah didirikan tempat-tempat ibadah seperti Mesjid, Langgar atau Surau, yang mana tempat-tempat tersebut tidak hanya berfungsi sebagai tempat beribadah, tetapi juga sebagai tempat pendidikan yang sangat sederhana. Tempat-tempat pendidikan Islam seperti inilah yang menjadi embrio terbentuknya system pendidikan pondok pesantren dan pendidikan Islam yang formal yang berbentuk madrasah atau sekolah yang berdasar keagamaan.
Pada masa penjajahan Belanda, umat islam pada mengenal dua bentuk lembaga pendidikan yang dikelola umat islam dan yang dikelola kolonial. Sistem pendidikan yang dikelola Belanda adalah pendidikan modern liberal dan netral agama. Namun kenetralan Belanda ternyata tidak konsisten karena Belanda lebih melindungi Kristen dari pada islam. Karena mereka menganggap islam memiliki kekuatan politik yang membahayakan mereka. Maka islam senantiasa mengalami tekanan dan selalu diawasi gerak geriknya.
Sikap belanda in didasarkan atas analisi Snouck Hurgronje  yang memilah islam pada tiga kategori yakni dalam arti ibadah, sosial kemasyarakatan, dan kekuatan politik. Pada kategori yang terakhir inilah belanda bersikap menekan umat islam.
Pendidikan Islam lebih berkembang pada masa pendudukan jepang. Jepang bersifat lebih lunak terhadap pendidikan islam seperti pesantren dan madrasah. Jepang bahkan kerap melakukan kunjungan dan member bantuan pada pesantren-pesantren dan madarsah-madrasah yang pro jepang.
Salah satu ajaran islam adalah cinta tanah air. D ilembaga-lembaga pendidikan islam seperti pesantren dan madrasahlah doktrin cinta tanah air ini diajarkan dan ditanamkan terhadap murid-murid. Begitu juga ajaran jihad fii sabilillah dalam membela bangsa dari tangan penjajah. Terbukti ketika terjadi pergolakan melawan penjajahan, baik jepang maupun belanda. Umat islam khususnya para santri menjadi pejuang tangguh yang berdiri digaris depan dalam melawan penjajah. Islam sukses menanamkan semangat kebangsaan melalui pendidikan.

notes:
diolah dari berbagai sumber
tugas kuliah sebagai "tiket" klo ga mau ikut midtest :D

Kontribusi Sistem Pendidikan Dari Masa Klasik Sampai Dengan Pendudukan Jepang Terhadap Sistem Pendidkan Di Indonesia Pada Masa Sekarang


Pendidikan di Indonesia, sudah dikenal zaman pra sejarah. Pendidikan pada masa prasejarah memang masih bersifat sangat sederhana. Ilmu pengetahuan diajarkan secara turun temurun dengan cara imitasi (menirukan). Pendidikan juga dilakukan oleh orang terdekat, yaitu anggota keluarganya. Hal yang diajarkan juga bersifat praktis, artinya segala sesuatu yang secara langsung berguna bagi kehidupan. Misalnya, keterampilan membuat peralatan hidup, keterampilan berburu, dan keterampilan bercocok tanam.
Setelah masa prasejarah, Indonesia memasuki masa klasik. Masa klasik di Indonesia yang terbagi zaman Hindu Budha dan zaman Islam. Seiring dengan masuknya pengaruh Hindu Budha ke Indonesia, maka Indonesia mulai mengenal tulisan. Artinya Indonesia mulai memasuki zaman sejarah, setingkat lebih maju dibanding zaman sebelumnya.
Pendidikan pada zaman ini juga berkembang. Mulai dikenal lembaga pendidikan yang mengajarkan ilmu agama, baik hindu budha maupun Islam. Pendidikan juga sudah mulai terstruktur, ada tingkatan-tingkatan dalam menuntut ilmu. Pada awalnya pendidikan berlangsung di tempat-temapt ibadah secara klasik. Hal ini menjadi cilak bakal lahirnya lembaga pendidikan seperti pesantren dan madrasah.
Pada masa penjajahan Belanda, pendidikan terutama ditunjukkan untuk kepentinan penjajah. Pendidikan untuk pribumi sendiri ada setelah berlakunya politik etis. Belanda mendirikan sekolah-sekolah di Indonesia, ada yang bernama Sekolah Dasar, Sekolah Kelas II, HIS, MULO, AMS dan lainnya. Namun, tidak semua lapisan masyarakat dapat menikmati pendidikan. Hanya golongan priyai yang dapat bersekolah. Namun kemudian, golongan bangsawan terpelajar mendirikan sekolah-sekolah partikuler untuk pribumi tanpa memandang status kebangsawanan.
Pendidikan pada zaman jepang disebut Hakku Ichiu yakni mengajak bangsa Indonesia bekerjasama dalam rangka mencapai kemakmuran bersama Asia Raya. Jepang mengadakan perubahan di bidang pendidikan, diantaranya menghapuskan dualisme pengajaran. Dengan begitu habislah riwayat penyusunan pengajaran Belanda yang dualistis membedakan antara pengajaran barat dan pengajaran pribumi. Adapun susunan pengajaran menjadi. Pertama, Sekolah Rakyat enam tahun (termasuk sekolah pertama). Kedua , sekolah menengah tiga tahun. Ketiga, sekolah menengah tinggi tiga tahun (SMA pada zaman jepang). 
Dari perjalanan sejarah pendidkan di Indonesia tersebut, dapat dilihat bahwa sistem pendidikan yang berlaku sekarang tidak lepas dari pengaruh sistem pendidikan pada masa sebelumnya. Pada masa klasik, menuntut ilmu banyak dilakukan di tempat ibadah dengan sistem klasik, dimana murid- murid duduk mengelilingi sang guru, guru kemudian mengajarkan muridnya satu persatu secara begiliran. Sistem seperti ini mengilhami lahirnya pesantren dan madrasah pada masa Islam. pensisikan pesanten dan madrasah ini bertahan sampai masa sekarang.
Masa pendudukan Belanda, mulai didirikan sekolah-sekolah tinggi dalam berbagai bidang keahlian. Seperti sekolah teknik, sekolah kedokteran, dan sekolah guru. Sekolah sekolah tinggi ini terus berkembang sampai masa sekarang.
Sistem pendidikan berjenjang dari pendidikan dasar, menengah dan pendidikan tinggi, meruupakan salah satu warisan sistem pendidikan jepang. Sistem ini juga dipakai sampai saat ini di Indonesia. Penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar pada masa pendudukan Jepang juga member dampak positif. Bahasa Indonesia hidup dan berkembang sebagai bahasa pergaulan, bahasa pengantar, maupun bahasa Ilmiah.

Diolah dari berbagai sumber

Mengintip Hulu Sungai Selatan Masa Praaksara (sebuah catatan di hari ulang tahun)

Jreng jreng jrengggg… Syelamath Ulang Tahun kabupaten ku yang manis dan indah, Hulu Sungai Selatan.. Roma atau Paris, indah Kandang...